Follow Up Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah dan Skripsi dengan Aplikasi Mendeley Gelombang 1
Semarang – Penulisan karya ilmiah merupakan hal yang harus dikuasai oleh civitas akademik di perguruan tinggi, khususnya mahasiswa. Atas dasar inilah pengembangan mutu karya ilmiah perlu untuk ditingkatkan.
Peningkatan mutu karya ilmiah mahasiswa dapat dilakukan dengan berbagai hal, misalnya penggunaan aplikasi komputer untuk melakukan penulisan sitasi ilmiah dengan benar. Kebenaran penulisan sitasi ilmiah merupakan hal yang fundamental untuk sebuah karya ilmiah sehingga tidak terjadi plagiarisme.
Banyak mahasiswa melakukan sitasi ilmiah dengan cara manual ketika mengetik pada program pengolah kata, seperti Microsoft Word. Hal tersebut kurang efektif mengingat sebuah karya ilmiah biasanya memiliki banyak sitasi yang harus ditulis, selain itu dengan banyaknya sitasi besar kemungkinan terjadi kesalahan dalam penulisannya.
Kesalahan penulisan sitasi dalam artikel ilmiah dapat dikurangi dan bahkan dapat dihilangkan dengan penggunaan aplikasi tambahan pada program pengolah kata. Aplikasi yang dapat digunakan misalnya adalah Mendeley.
Aplikasi mendeley merupakan program untuk mengolah sitasi secara otomatis. Mahasiswa cukup untuk mengisi daftar pustaka berupa buku atau jurnal ilmiah ke dalam aplikasi ini dan sitasi akan dibuat secara otomatis.
Pada rabu (15/3/2017) diadakan follow up dari workshop penulisan artikel ilmiah dengan aplikasi Mendely tanggal (7/3/2017) oleh dosen fisika Faklutas Sains dan Teknologi (FST) Hesti Khuzaimah Nurul Yusufiyah, M.Eng. Follow up ini mengajarkan penerapan praktis dari aplikasi Mendeley kepada mahasiswa yang terdaftar pada gelombang 1 yaitu sebanyak 15 orang. Tempat pelatihan dilakukan di lab komputasi fisika FST.
Hesti mengatakan, “Banyak mahasiswa yang menulis sitasi dengan cara manual maka dari itu perlu adanya bimbingan dari prodi untuk mengajarkan cara otomatis yang lebih mudah dan efektif”
“Dengan adanya follow up ini diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapatkan dalam workshop secara optimal mengingat ketika workshop mahasiswa kurang begitu memahami materi dikarenakan peserta yang overload ,” tambahnya.